🐋 Instrumen Puisi Hujan Bulan Juni
Salam gan. Moga aja ane gak salah posting di sini :malu Beberapa hari lalu ane dan beberapa temen ane nyoba bikin dramatisasi puisi dari salah satu pujangga terkemuka Indonesia, Bapak Sapardi Djoko Damono. Dramatisasi puisi yang kami bikin, Hujan Bulan Juni (selain emang suka ama puisi ini, juga bertepatan ama bulan sekarang, dan pas lagi cukup sering hujan juga ya gan, halah).
Lokakarya9 ini bertemakan mengenai "Kelulusan dan Rencana Berkelanjutan". Dari kegiatan ini dihasilkan 3 output yaitu Dokumen perbaikan RTL dan manajemen resikonya, t erpilihnya koordinator angkatan I Guru Penggerak, serta k omitmen bersama setelah rangkaian program selesai. Meskipun lokakarya terakhir, bukan berarti kegiatan ini selesai tetapi justru sebagai langkah awal perjuangan sebagai
HujanBulan Juni. 2. Pada Suatu Hari Nanti. 3. Aku Ingin. 1. Analisis antologi puisi Hujan Bulan Juni khususnya puisi-puisi yang sudah dimusikalisasikan . Sebagaimana teori tentang puisi dan musikalisasi puisi yang dipaparkan sebelumnya. Berikut ii analisis puisi Hujan Bulan Juni. Hujan Bulan Juni. Tak ada yang lebih tabah . Dari hujan bulan juni
173 KAJIAN STILISTIKA NOVEL HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Hadi Siswanto MTs. Raudlatul Muta'allimin Babat Lamongan Telp. 085645945115 E-mail bosyoda@gmail.com. Abstrak: Tujuan penelitian analisis stilistika terhadap novel Hujan Bulan Juni ini merupakan analisis pemakaian bahasa di dalam novel tersebut.
KUMPULANPUISI TERBAIK - 1. HUJAN BULAN JUNI Sapardi Djoko Damono. tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
PanduanOperasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling SMA. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling SMK. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) Modul Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah Tahun 2012. Buku-pedoman-pembinaan-UKS-2019. GLS (Gerakan Literasi Sekolah) Desain Induk GLS.
HujanBulan Juni Puisi. Pernyataan penelitian ini dikuatkan oleh pendapat Jakarta, 27 januari 2022 — karya sastra terbaik indonesia kembali mewarnai pasar perbukuan dunia. Hujan Bulan Juni Sebuah Perjalanan Dari Puisi hingga from "hujan bulan juni" memiliki makna perumpamaan tentang ketabahan atau kesabaran rasa kasih sayang kepada seseorang yang dicintainya dan
TikTokvideo from B36 (@tiga.nam): "Hujan Bulan Juni - Musikalisasi dari Puisi dari Sapardi Djoko Damono. Di nyanyikan oleh AriReda". suara asli - B36.
SelamatSiang Agan & Sista Semua :salamkenal Selamat beraktivitas dan Selamat berakhir PekanAne lanjut Thread Lagi ya ganKali Ini Ane Bahas Tentang Share ke Temen-temen Agan-Agan ya :2thumbup Tak mudah bikin film dari puisi dan novel. Sutradara "Hujan Bulan Juni" dimudahkan oleh keleluasaan yang diberikan oleh Sapardi Djoko Damono, penulis puisi dan novel. SUMBER Film Hujan Bulan Juni
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sudah tak ada hujanBulan juni yang keringTanah-tanah sudah tak basah lagiMata air sudah mulai menipisHujan sudah tak mau menengok kembaliPanas terasa di kulit dan aliran darahBulan juniTak ada hujan sama sekaliBulan juni terasa bulan yang penuh kesabaranKarena bulan kekeringanHujan sudah tak mau hinggap di tanah dan udaraHingga yang ada matahari menyengat di segala arahDedaunan sudah mulai berguguranRanting dan pohon mulai mengeringBulan JuniBulan yang penuh kesabaranNampak tanah terasa mulai terbakarKarena bulan JuniBulan kemarau yang panjangTanpa hujan dan tanpa gerimis yang membasahi segala tanah dan udara Kemarau bulan JuniBulan yang paling sabarTanah yang tandusUdara yang panasDaun dan pohon sudah mulai matiKarena kemarau yang begitu panjangSudah tak ada hujan kembali datang Kemarau bulan juniBulan yang penuh kekeringanAir sudah mulai surutNampak ikan sudah mulai sekaratKemarau bulan juniMenjadi bulan yang paling sabarKarena bulan juniBulan tanpa hujanHujan sudah tak mau berkunjung di bulan juniSungguh kemarau bulan juniMembuat hati terasa terbakarBersama kemarau yang panjangKemarau yang tanpa hujanTanah-tanah sudah tak basah lagiDaun dan pohon sudah tak hijau kembaliKemarau bulan juniBulan yang penuh dengan kesabaran hatiKesabaran hati seluas samudra atma jiwa Lihat Puisi Selengkapnya
Puisi Hujan, image via Puisi merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh rima, irama dengan penyusunan bait serta barisnya yang tampak indah dan juga penuh dengan makna. Hal inilah yang membuat puisi banyak digunakan oleh sebagian orang untuk mengungkapkan perasaannya. Ada beberapa jenis puisi. Salah satunya yakni puisi bebas. Nah, puisi bebas ini bisa diisi dengan menggunakan beberapa tema. Namun, yang akan dibahas disini adalah puisi hujan. Pastinya Kamu sering kali menemukan puisi dengan tema satu ini bukan? Contoh Puisi tentang Hujan Hujan memang menjadi salah satu objek puisi yang tepat yang banyak digunakan untuk membuat sebuah karya sastra yang indah. Di bawah ini ada beberapa contoh dari puisi hujan yang bisa Kamu simak. Puisi Tentang Hujan Pertama 1. Hujan di Bulan Juni Karya Prof. Sapardi Djoko Damono Tak ada yang lebih tabah Dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya Kepada pohon yang berbunga itu Tak ada yang lebih bijak Dari hujan bulan Juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya Yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif Dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar Pohon bunga itu Puisi Tentang Hujan Kedua 2. Hujan dan Namamu Karya E. Natasha Senandung lagu mendekap lirih romansa jiwa Benak menyapa raut wajah yang nyaris tenggelam Dalam lautan mimpi sang penghirup malam Melawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia Dia yang mencoba membaca arah Dalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksara Berdiri sendiri mencoba mengenal suara kerinduan Adakah dia disana masih terpaku menatap kenangan Kemana kau akan berlari Melepas pagi dan mencoba memutar mentari Apakah kau masih terlelap dan terus bermimpi Memuja cinta tanpa rasa haus duniawi Kenangan hujan memanggilmu dan tetap memanggil namamu Meski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu masa lalu Bulan disana masih merindukanmu Untuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu Puisi Tentang Hujan Ketiga 3. Setetes Kenangan dalam Hujan Karya Tarisya Widya Safitria Dulu Saat semburat merah jingga nan elok Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala Tetes kehidupan jatuh serentak Memborbardir ribuan kilometer lahan Impresi menguap di atas tanah Larut bersama wewangian hujan Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan Tersemat manis indahnya janji masa depan Penuh kebahagiaan semu berselimut basah Kini, Beradu dengan nestapa Menatap seruan hina yang menyayat jiwa Menusuk hingga rindu menyeruak keluar Dengan satu tarikan nafas gusar Puisi Tentang Hujan Keempat 4. Kenangan di Basah Hujan Karya Rayhandi Di basah itu memori tersangkut Menyanyut ingat membara baying Terlihat warna di pucuk mata Kurasa memori menari bernyanyi berputar Masih teringat olehku Kenyataan yang menggenggam Hangat menguat melawan dingin Terbawa sampai ke ulu hati Aku tak ingin melupa Rasa di bidang merah masih menyenja Di baying barat rasa itu kugantung Bersama hujan ia melebur Hujannya deras terasa Merangkak mencari celah Batu keras memukulku Terngiang ingin mengapak Aku belum larut menjadi abu Aku masih menjadi ingatan yang takkan raib Menjadi sepertiga kenangan yang hidup di hujan malam Aku masih menjadi cerita untuk hari ini dan selamanya Puisi Tentang Hujan Kelima 5. Musim Hujan Karya Rayhandi Disini kasih Berbalut selimut menghangat raga Dingin terasa hingga sampai ke tangan Merambah mencari celah Hujan kali ini begitu berbeda Berbeda karena di ujung malam Sepi mencekam bosan Bermain kantuk membutakan mata Aku masih disini Masih menjadi beku yang tak hangat Terasa sesak tatkala tertatap Mungkin dingin menjadi penawar Atap dan daun rimbun jadi saksi Bahwa bening mencumbu hijau Terlarut basah meninggal subur Penawar di musim kemarau Puisi Tentang Hujan Keenam 6. Hujan dan Kebersamaan Karya Dedik B Hujan ini mengingatkanku pada angan Pada kebersamaan pernah kita jalankan Setiap orang menarikan imajinasi yang disampaikan Melalui kertas putih tak diharapkan Langit terasa gelap mencekam Air berjatuhan tanpa memberi kesempatan Hawa dingin menusuk pori-pori badan Semangat tetap tak terbantahkan Ada yang tidur dengan kesakitan Ada yang merenung dengan kesendirian Ada yang ragu dalam penyampaian Ada pula cinta dalam kebersamaan Kasih ku tatap mata tajam Ada kerinduan terlalu dalam Seperti tanah gersang merindukan hujan Kasih bila hujan telah tiada Adakah kebersamaan kita tetap terjaga? Setiap peristiwa melahirkan suka dan duka Dan menjadi penyebab guncangan jiwa .. Puisi Tentang Hujan Ketujuh 7. Hujan Karya Nalaili Ditengah lelap tidurku Aku terbangun akan suara petir yang bergemuruh Angin mulai berdesir menderuh Hawa sejuk mulai menyergap tubuh Butiran itu kembali jatuh Dari awan yang mulanya biru Menarik penasaran dalam perasaan Melihat daun dan dahan yang berbasahan Seakan mengembalikan puing-puing kenangan Yang dulu terjadi pada saat bersamaan Juga secercah harapan Dari-Nya Tuhan menghantarkan pesan Agar kesalahan di masa yang telah sudah Tak berulang saat mentari kembali menyapa Bukan hanya teguran namun juga pengajaran Karena sejatinya matahari dan hujan Adalah bahan untuk melukis pelangi yang indah Puisi Tentang Hujan Kedelapan 8. Memory Hujan Karya Arek Ndeso Hujan Oh, hujan Engkau bagiku Ingatan kenanganku Mengapa aku selalu teringat Kenangan manisku Kenangan waktu-waktu yang terlewat Oh hujan Engkau memory, memory Yang tak pernah hilang Hingga sampai aku bisa mengingatnya kembali Hujan, Engkaulah kehidupan dunia Meneteskan air, mengalir Hingga mengalir di fikiranku Oh hujan, Mengapa aku tersenyum Saat engkau turun dan juga sedih Saat engkau turun bagaikan kenangan Memory yang hilang Hujan Tetapi sesaat, aku juga teringat Akan kenangan-kenangan yang membuatku Merasa sedih, kesal Tetapi aku menyalahkanmu wahai hujan Karena engkau adalah memory Yang kembali kepada diriku Puisi Tentang Hujan Kesembilan 9. Tangisan Langit Karya PMS Kaki-kaki kecil berlarian Di atas genangan air yang banyak Wajah-wajah mereka memandang langit Yang sedang menangis pilu Mengundang nikmat yang tak bisa dibeli dengan uang Rintik-rintiknya mengenai wajah mereka Bukan berlindung tapi malah menari Suara tertawa mereka terdengar menyenangkan Angin mengikuti kesenangan mereka Membuat badan menggigil Tapi, mereka tidak peduli Tetap bersenang-senang Angin dan air adalah perpaduan yang menakjubkan Kadang mengakibatkan bencana Dan kadang pula menjadi nikmat Semua tergantung kita mengartikan tangisan langit Tidak bisa membayangkan Langit tak mengis Tak bisa membayangkan Tanah-tanah menjadi kering Juga tak bisa membayangkan Rumah-rumah ditamui air Benar kata orang Pandailah mengolah tangisan air Di atas sana ada yang berhasil Berhasil menenangkan langit Sehingga tangisannya perlahan tapi pasti Akan berhenti sempurna Kaki-kaki kecil itu berlari Berlari memasuki rumah mereka Disana telah menunggu Seorang wanita yang membentangkan handuk Menyambut tubuh mereka yang basah kuyup Seperti mereka yang menyambut tangisan langit Dengan tersenyum Sekarang tangisan itu berhenti sempurna Benar-benar sempurna Hanya menyisihkan tetesan air Dari atap daun dan palang-palang kayu Sungguh nikmat yang sempurna Nikmat dari Tuhan yang Agung Tuhan yang tidak akan meninggalkan kita Dimana pun dan kapan pun .. Itu dia deretan puisi hujan yang bisa Kamu jadikan sebagai referensi. Hujan memang menjadi objek yang menarik untuk dijadikan sebuah puisi. Tak heran, jika puisi tentang hujan ini mengandung banyak makna. Baca juga Kata kata tentang hujan
Novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. “Hujan Bulan Juni” adalah sebuah puisi yang ditulis sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono yang wafat dalam usia 80 tahun pada Ahad, 19 Juli 2020 pukul WIB, di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan. Sastrawan yang juga guru besar pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia UI telah pergi selama-lamanya ke haribaan ilahi pada bulan ini puisi legendaris "Hujan Bulan Juni" dari Sapardi Djoko Damono yang diciptakan pada ada yang lebih tabahdari hujan bulan JuniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijakdari hujan bulan Junidihapusnya jejak-jejak kakinyayang ragu-ragu di jalan ituTak ada yang lebih arifdari hujan bulan Junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga ituPuisi “Hujan Bulan Juni” sebelum bertransformasi menjadi novel lalu ditampilkan di layar lebar dengan medium film, sudah lebih dulu ditampilkan dengan iringan musik dalam bentuk musikalisasi puisi pada 1980-an. Sejak itu puisi SDD semakin dikenal luas di Indonesia. “Hujan Bulan Juni” selain karya sastra yang fenomenal juga di lingkungan perguruan tinggi menjadi bahan kajian pada mahasiswa dan ilmuwan. “Hujan Bulan Juni” terlahir sebagai puisi, kemudian bertransformasi menjadi karya prosa atau novel dengan judul yang sama. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
instrumen puisi hujan bulan juni