🎍 Naskah Drama Asal Usul Banyuwangi

Amanatyang Bisa Diambil dari Teks Drama Ari, Dika dan Mala di Atas Adalah? Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP MTs; Teks Amanat Pembina Upacara 17 Agustus Paling Nasionalis: Memaknai Kembali Bhinneka Tunggal Ika; Teks Amanat Pembina Upacara 17 Agustus Spesial HUT RI ke-77 Singkat dan Penuh Semangat Bergelora Meskisedikit gugup, ia tak butuh waktu lama untuk menghafal naskah film dan gestur Presiden Sukarno. "Tadi sempat kesulitan menirukan intonasi Presiden Sukarno, setelah diulang 15 menit mendengarkan suara beliau, akhirnya baru bisa lancar," ujar Wali Kota Eri Cahyadi. Salahsatu kerajaan kecil yang menjadi taklukan Majapahit adalah Kerajaan Blambangan yang terletak di Banyuwangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, bernama Adipati Kebo Marcuet. Naskah Drama "ASAL-USUL KOTA BANYUWANGI". Nov 2013 (3) Sep 2013 (1) NaskahDrama Asal Mula Selat Bali - Berbagai Naskah. 12++ Naskah drama legenda banyuwangi dalam bahasa inggris dan artinya ideas | Cerita. Drama Tradisional- Ciri-Ciri, Jenis, Unsur, Dan Contohnya-17+ Cerita Rakyat yang Paling Menarik dan Populer Sepanjang Masa. ktur Drama Bali Modem Asalusul Banyuwangi dengan bahasa Jawa Wonten ing jaman biyen ing panggenan ujung wetan Jawa Timur anggadahi kerajaan ageng ingkang dipun perintah dhumateng Raja ingkang adil saha wicaksana. Raja kasebut anggadahi putra ingkang gagah ingkang asmanipun Raden Banterang. Kesenengan Raden Banterang inggih punika beburon. BacaJuga: Film Pengabdi Setan 2 Communion Tayang di Bioskop Mulai 4 Agustus 2022!Ini Link Nonton yang Legal. Mengenali jenis love language ini penting untuk mengenali diri sendiri. Selain itu, mengetahui love language orang lain juga bisa membantu untuk memperlakukan orang lain.. Asal usul tentang 5 love language ini berasal dari buku berjudul The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Asalusul Nama Kota Surabaya. Jika Jakarta terkenal dengan sebutan kota metropolitan, maka di Jawa Timur ada Gerbangkertosusila yang memiliki julukan yang sama. Gerbangkertosusila adalah singkatan dari beberapa nama kota di Jawa Timur, yaitu Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. FULL] Dialog Naskah Drama Legenda Sangkuriang Bahasa Jawa [FULL] Dialog Naskah Drama Legenda Sangkuriang Bahasa Jawa SimpanSimpan Naskah Drama Banyuwangi Untuk Nanti. 100% (2) 100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara) 8K tayangan 3 halaman. Naskah Drama Banyuwangi. Diunggah oleh ridanorma. Asal Usul Banyuwangi. Pada zaman dahulu dikawasan ujung timur Provinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan . - Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa, wilayah ini merupakan kabupaten terluas di Jawa timur. Banyuwangi juga merupakan tempat penyeberangan dari Pulau Jawa ke Pulau Bali melalui Pelabuhan Banyuwangi diceritakan dalam legenda asal-usul Banyuwangi yang merupakan bagian cerita rakyat Banyuwangi. Berikut ini legenda asal-usul Banyuwangi. Legenda Asal-usul Banyuwangi Konon pada zaman dahulu, wilayah ujung Pulau Jawa yang memiliki alam yang indah dipimpin oleh raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahan, ia dibantu oleh patih yang gagah berani, arif, dan tampan yang bernama Patih Sidopekso. Patih Sidopekso memiliki istri yang sangat cantik, halus budi, serta bahasanya yang bernama Sri Tanjung. Keelokan paras istri Patih Sidopekso ini membuat raja tergila-gila padanya. Baca juga Asal-usul Baturraden, Kisah Batur dan Raden Raja bermaksud menyingkirkan Patih Sidopekso untuk mendapatkan Sri Tanjung. Maka, Patih Sidopekso diperintahkan untuk menjalankan tugas yang sulit dicapai oleh kemampuan manusia. Patih Sidopekso berangkat menjalankan titah raja tanpa rasa curiga. Saat Patih Sidopekso menjalankan tugas, Prabu Sulahkromo berusaha mendekati dan merayu Sri Tanjung. Namun, Sri Tanjung teguh pada pendiriannya menolak permintaan raja dan selalu berdoa untuk Patih Sidopekso kembali dari tugas, ia langsung menghadap raja. Amarah Patih Sidopekso Raja malah memiliki ide licik untuk menfitnah Sri Tanjung, bahwa setelah Patih Sidopekso pergi menjalankan tugas, Sri Tanjung berupaya merayu raja serta bertindak serong dengan raja. Tanpa berpikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh amarah serta tuduhan yang tidak beralasan. Baca juga Asal-usul Kota Bandung, Wilayah Luapan Sungai Citarum yang Terbendung Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur malah membuat Patih Sidopekso semakin panas, bahkan Patih Sidopekso mengancam akan membunuh istri setianya. Dengan hati penuh gelora kemarahan, Patih Sidopekso menyeret istrinya ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir Sri Tanjung kepada suaminya sebagai bukti kejujuran, kesucian, dan kesetiaan. Ia rela dibunuh dan jasadnya diceburkan ke dalam sungai yang keruh itu. Jika, darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong. Namun jika air sungai berbau harum maka dirinya tidak bersalah. Patih Sidopekso tidak mampu menahan diri, ia segera menikam keris ke dada Sri Tanjung. Darah mengucur dari tubuh Sri Tanjung, yang seketika membuatnya tewas. Mayat Sri Tanjung diceburkan ke sungai yang keruh, namun lama kelamaan sungai tersebut menjadi jernih seperti kaca dan berbau harum. Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh, dan menjadi linglung. Tanpa disadari, ia menjerit Banyu...wangi...Banyu...wangi. Banyuwangi terlahir dari cinta istri pada suaminya. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Naskah Drama Asal Usul Kota Banyuwangi Babak 1 Pada zaman dahulu, di kawasan ujunga Provinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang yang sangat gemar berburu. Pada suatu pagi, Raden Banterang akan pergi berburu ke hutan. Raden Banterang “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu.” Para Abdi “Baik, Tuanku.” Ketika Raden Banterang berjalan, ia melihat seekor kijang melintas didepannya. Ia pun berusaha mengejar kijang itu sehingga terpisah dari para abdinya. Raden Banterang “Kemana seekor kijang tadi? Akan ku cari terus sampai dapat.” Ia pun menerobos semak belukar dan pepohonan di hutan. Namun, kijang itu tidak ditemukan. Babak 2 Setelah lama berjalan, Raden Banteang tiba di sebuah sungai yang sangat jernih airnya. Raden Banterang “Hemm, segar sekali air sungai ini.” sambil meminum air sungai Setelah minum, ia meninggalkan sungai. Namun, baru beberapa langkah berjalan, ia tiba – tiba dikejutkan dengan adanya kedatangan seorang gadis cantik jelita. Raden Banterang “Ha ? Seorang gadis cantik jelita ? Benarkah ia seorang manusia ? Atau jangan – jangan ia setan penunggu hutan.” bergumam didalam hati Raden Banterang pun memberanikan diri mendekati gadis itu. Raden Banterang “Anda manusia tau penunggu hutan ?” Surati “Saya manusia.” menjawab sambil tersenyum Raden Banterang “Siapakah anda? Dan darimana kamu berasal ?” Surati “Nama saya Surati. Saya berasal dari Kerajaan Klungkung.” Raden Banterang “Mengapa anda bisa berada di tempat seperti ini ?” Surati “Saya berada di tempat ini untuk menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan.” Raden Banterang “Kasihan sekali. Bersediakah anda ikut dengan saya pulang ke istana saya ?” Surati “Baiklah kalau begitu, saya bersedia.” Lalu, mereka pulang ke istana. Tak lama kemudian, Raden Banterang dan Surati pun menikah dan membangun keluarga yang bahagia. Babak 3 Pada suatu hari, Putri Raja Klungkung berjalan – jalan sendirian ke luar istana. Kemudian, ada seorang laki – laki yang berpakaian copang – camping memanggilnya. Rupaksa “Surati ! Surati !!” Surati “Siapakah anda ?” bertanya sambil mengamati wajah laki – laki itu Rupaksa “Ini aku, Surati. Kakak kandungmu, Rupaksa.” Surati “Oh. Ada tujuan apa kakak datang mengunjungiku ?” Rupaksa “Begini Surati, tujuanku datang kesini adalah untuk mengajakmu membalas dendam.” Surati “Membalas dendam ?” Rupaksa “Ya. Kita harus membalas dendam. Raden Banterang lah yang telah membunuh ayah kita, Surati.” Surati “Maaf, kakak. Tapi aku tidak bisa melakukannya.” Rupaksa “Apa ?! Mengapa ?” Surati “Aku sudah diperisteri Raden Banterang.” Rupaksa “Apa ?! Kau harus membalas dendam Surati !Dia telah membunuh ayah kita !” Surati “Tidak bisa. Aku telah berhutang budi padanya karena ia telah menolongku.” Rupaksa “Ya sudah, kalau itu memang maumu. Tapi sebelumnya, aku ada titipan untukmu. Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu.” berkata sambil memberikan sebuah ikat kepala kepada Surati Setelah itu, Rupaksa langsung pergi dari tempat itu. Pertemuan Surati dan Rupaksa tidak diketahui oleh Raden Banterang karena saat itu, ia sedang pergi berburu di hutan. Babak 4 Tatkala Raden Banterang sedang berburu di tengah hutan, ia dikejutkan dengan kedatangan seorang laki – laki berpakaian compang – camping. Rupaksa “Tuanku, Raden Banterang. Keselamatan tuan terancam bahaya yang direncanakan isteri tuan sendiri.” Raden Banterang “Apa ?! Kamu jangan menuduh yang tidak – tidak kepada isteri saya.” Rupaksa “Kalau tuan tidak percaya, tuan bisa melihat buktinya dengan melihat sebuag\h ikat kepala yang diletakkan dibawah tempat peaduannya.” Raden Banterang “Ikat kepala ? Milik siapa itu ?” Rupaksa “Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh tuan.” Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Babak 5 Sesampainya di istana, Raden Banterang lansung menuju ke peraduan isterinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan lelaki yang ditemuinya di hutan tadi. Raden Banterang pun menemukan ikat kepala itu. Raden Banterang “Ha ! Ini dia. Benar kata laki – laki itu. Surati !! Surati !!” Surati “Ada apa ?” Raden Banterang “Kau merencanakan mau membunuhku bukan ?” Surati “Apa ? Tidak. Tidak ada sekali pun keinginan dinda untuk membunuh.” Raden Banterang “Ikat kepala ini sebagai bukti ! Kau meminta tolong kepada pemilik ikat kepala ini untuk membunuhku. Begitukah balasanmu padaku ?” Surati “Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi meminta tolong kepada seorang lelaki !!” Raden Banterang “Aku tidak percaya dengan apa yang kamu katakan !! Sekarang ikut saya !!” Raden Banterang berniat menenggelamkan isterinya di sebuah sungai. Babak 6 Setelah tiba disungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuannya dengan seorang laki – laki compang – camping saat berburu di hutan. Raden Banterang “Aku tahu semua yang akan kamu lakukan dari seorang laki – laki yang berpakaian compang – camping di hutan.” Surati “Lelaki compang – camping ?” Raden Banterang “Ya ! Dialah yang mengatakan bahwa kau ingin membunuhku !!” Surati “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda.” Raden Banterang “Aku tetap tidak percaya dengan apa yang kamu katakan, Surati !!” Surati “Kakanda suamiku ! Bukalah hati dan perasaan Kakanda ! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda yang bernama Rupaksa itu.” Raden Banterang “Aku tidak ingin mendengar alasan lain lagi darimu !” Surati “Pupaksalah yang akan membunuh Kakanda ! Adinda dimintai bantuan, tetapi Adinda tolak !” Raden Banterang “Kau berbohong !” Surati “Kakanda ! Jika air sungai ini mejadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah ! Tetapi, jika air ini tetap keruh dan berbau busuk, berarti Adinda bersalah !” Raden Banterang “Kau mengada – ada, Surati !!” berkata sambil menghunuskan keris kearah Surati Kemudian, Surati melompat ke tengah sungai dan menghilang. Tak lama kemudian bau nan harum merebak di sekitar sungai. Raden Banterang terkejut. Raden Banterang “Isteriku tidak bersalah ! Air sungai ini harum sekali baunya !” Ia menyesal dan meratapi kematian isterinya dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat. Sejak saat itu, sungai harum baunya itu dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air, dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi. Yang kurang puas download file nya disini Asal_Usul_Kota_Banyuwangi Naskah Doku Drama - Legenda Banyuwangi Judul LEGENDA BANYUWANGI Tokoh 1. Raja 2. Raden Banterang 3. Aria penggiring 4. Topa penggiring 5. Surati 6. Rupaksa Naskah Drama Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra kesayangan yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. Raden Banterang “Ayah,, ijinkan Ananda berburu hari ini” Raja “Sudah hampir setiap pagi nak kamu berburu,, akan berburu apa lagi..???”” Raden Banterang “Iya ayah,, tapi Ananda sangat gemar berburu” Raja “ Ya sudah,, ayah ijinkan kau berburu” Raden Banterang “Terimakasih ayah” Raja “ Iya,, ayah mau berkeliling dulu,, hati-hati anakku” Setelah mendapatkan ijin dari Ayahandanya, lalu Raden Banterang memanggil Aria dan Topa untuk mempersiapakan peralatan berburu Raden Banterang “ Aria,,,, Topa….!!!” Aria “Iya den” Raden Banterang “Mana Topa..??” Aria “Dia sedang mengantar Ayah Raden berkeliling” Raden Banterang “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” Aria “ Baik den akan saya siapkan peralatan berburu” Raden Banterang “ Kau dan Topa harus menemaniku” Aria “ Baik den “ Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai dua pengiringnya tersebut berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Aria “kemana Raden Banterang.???” Topa “Bukannya tadi Raden ada di depan kita ..?” Aria “ Tidak,, ada” Topa “ aduuh,, bagaimana ini ..???” Aria “Ayoo kita cari,, keselamatan Raden sangat terancam jika berada di hutan seperti ini sendirian “ Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Akhirnya Ia terpisah dengan para pengiringnya. Lalu Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. Raden Banterang “Kemana seekor kijang tadi?” “Akan ku cari terus sampai dapat,” “ Huh,, tapi akau sangat lelah,, “ waah kebetulan,, itu didepan ada sungai,,” “Hem, segar nian air sungai ini” Raden Banterang meminum air sungai Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita. Raden Banterang “Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” bergumam “ Siapakah gerangan gadis itu..??? ” Karena penasaran, akhirnya Raden Banterang memberanikan diri untuk mendekati gadis itu. Kemudian dia bertanya kepada gadis itu Raden Banterang “Kau manusia atau penunggu hutan?” Surati “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum Raden Banterang “ maaf,, kamu siapa .??” Surati “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Raden Banterang “ Sungguh malang nasib mu” “Aku tidak tega meninggalkanmu disini sendiri” “Maukah kau ikut denganku,, pulang keistanaku” Surati “ Sungguh baik hatimu,, aku mau ikut dengan mu” Jawab surati sambil tersenyum Akhirnya Raden Banterang membawa Surati pulang ke Isatana. Sebelum sampai ke Istana, Raden Banterang bertemu dengan Aria dan Topa Aria “ Topa,, sepertinya ada suara langkah kaki mendekat kesini” Topa “ mana-mana..” mencoba mendengarkan “ iya,, benar,,benar,, ada suara langkah kaki “ Aria “ semoga saja itu Raden Banterang yaa” Raden Banterang “ Aria,, Topa..!!” berteriak dari kejauhan Aria “waah,, benar itu Raden Banterang” “ Tapi,, dia dengan siapa itu Pa..??” Topa “ Sepertinya dengan seorang gadis,, siapa yaa..???” Raden Banterang “ Kalian pasti bertanya-tanya kan siapa gadis yang ku ajak ini..??” Aria dan Topa “ Iya den “ Raden Banterang “ Nanti Aku ceritakan,,” Topa “ Baiklah den,, sekarang mari kita pulang ke Istana “ Aria “ Hari pun sudah mulai gelap,, pasti Ayahanda Raden sangat mengkhawatirkan Raden” Raden Banterang “ Baiklah,, mari kita semua pulang “ Akhirnya mereka semua pulang ke Isatana. Sesampainya disana Raden Banterang memperkenalkan Surati kepada Ayahandanya dan Raden Banterang juga menceritakan pertemuannya dengan Surati. Raden Bnterang “ Ayah..!!” Raden Bnterang memanggil ayahnya Raja “ Syukurlah kau sudah pulang,, aku sungguh mengkhawatirkanmu “ “ berburu kemana saja kau hari ini..??” “ Hari sudah hampir gelap begini kau baru pulang “ Raden Banterang “ Iya,, maaf ayah,, tadi Ananda mengejar seekor kijang hingga masuk Jauh ke hutan “ Raja “ Ya sudah,, tidak apa-apa,, yang penting kau pulang dengan selamat” “Hmm,, siapa gadis yang kau bawa itu..??” Raden Bnterang “ Namanya Surati,, Ayah..” “Tadi kami bertemu di Hutan,, Ananda merasa kasihan dan tidak tega jika harus meninggalkan dia sendirian di hutan,, jadi Ananda ajak kesini,, bolehkan dia tinggal disini ayah ..???” dengan wajah memelas Raja “ Ya sudah,, dia boleh tinggal disini Akhirnya Ayahandanya mengijinkan Surati tinggal di Istananya. Setelah beberapa lama tinggal di Istana, Raden Banterang semakin dekat denag Surati. Akhitnya tak beberapa lama kemudian mereka menikah dan membangun keluarga bahagia. Pada suatu hari, Surati berjalan-jalan sendirian ke luar istana. Lalu ia dipanggil oleh seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Rupaksa “Surati..!! Surati..!!”, Surati “ Kakak…!!” Surati terkejut melihat keadaan kakaknya Rupaksa “ Surati,, kakak datang kemari untuk mengajakmu membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh Ayahanda kita” Surati “ Tidak Kak,, tidak mungkin aku membantu mu,, Aku sudah menikah dengan Raden Banterang. Aku telah berhutang budi padanya “ Rupaksa “ Apppaa …!!!” “Kau sudah menikah denagnnya..????” “Dan kau tidak mau membantuku..??” Surati “ Iya Kak,, maafkan aku” sedih Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya yang seperti itu. Namun, dengan pikiran liciknya ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati Rupaksa “ Baiklah,, jika ka uterus saja tidak mau membantuku “ “ Ini,, kuberikan ikat kepala ini pada mu “ “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu” Surati “ Baik kak “ Rupaksa pun pergi meninggalkan Surati. Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. Rupaksa “Tuanku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” Raden Bnterang “ jangan sembarangan bicara kau..!!!” Rupaksa “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat tidurnya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke tempat tidur istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. Surati “ Ada apa Kakanda..????” “Apa yang kau cari..???” Raden Banterang “Haa..!! Benar kata lelaki itu..!! Ikat kepala ini sebagai bukti.!!” “Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini,, iya kan …!!!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya “Begitukah balasanmu padaku haa..?” tandas Raden Banterang Surati ”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki..!!” Raden Banterang “ Aku tidak percaya… jelas sudah bukti ini..!! “ Raden Banterang murka Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya. Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya Surati “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Raden Banterang “ aku tidak percaya pada mu lagi…!!” Surati “Kakanda suamiku.!! Bukalah hati dan perasaan Kakanda.!! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” Raden Banterang “ Tidaak,, aku tetap tidak percaya..!! “ Surati “Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda.!! Adinda dimintai bantuan, tetapi Adinda tolak.!!” Raden Banterang “ Bohong ..!!!! Kau berbnohong.. Iya kan ..!!!” Surati “ Baiklah Kakanda, jika Kakanda tetap tidak mempercayaiku” “Kakanda.!! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah.!! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah.!!” seru Surati Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang. Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. Raden Banterang “Istriku tidak berdosa.!! Air kali ini harum baunya.!!” sangat sedih dan menyesal Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat. Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi

naskah drama asal usul banyuwangi